Proses kasus penanganan aset situ Ranca Gede milik Pemprov Banten yang kini menjadi lahan daratan berupa pabrik Cikande modern hingga kini belum juga diungkap oleh pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten dinilai mahasiswa penyidikan kasus Situ Ranca Gede gagal.
“Proses penyidikan alih fungsi lahan seluar 25 Hektar yang dilakukan Kejati Banten gagal,” ucap Idan Wildan Sekertaris Jenderal Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Banten Bersatu, Kamis, (9/5/2024).
Idan mengatakan kasus situ Ranca gede yang berlokasi di Desa Jakung, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang itu sudah dilakukan proses penyidikan oleh pihak Kejati Banten dari Oktober 2023 lalu, bahkan dalam proses penyidikan pihak Kejati sudah memanggil dan memeriksa beberapa orang yang terkait dalam perkara ini baik itu dari pihak dinas, Cikande modern (swasta-red) dan pihak terkait lainnya.
Ia menyebut elemen mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Banten Bersatu sangat menyayangkan atas kinerja Kejati Banten dalam menangani kasus situ Ranca Gede yang sangat lamban sehingga perkara ini dinilai gagal.
“Kami saat ini masih berharap kepada kajati Banten sebagai penegak hukum untuk tidak pandang bulu dalam menegakan supremasi hukum di Banten, dan mendesak Kejati untuk segera menetapkan tersangka, agar masyarakat masih memiliki kepercayaan kepada lembaga Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten,” tuturnya.
Lebih lanjut Badan eksekutif mahasiswa Banten Bersatu menilai Kajati Banten gagal dalam mengusut kasus mega korupsi alih fungsi lahan yang mencapai Rp1 triliun.
“Maka untuk itu kami menyerukan aksi melalui tebar poster ke beberapa wilayah di Banten, dan kami mendesak Kejaksaan Agung untuk mencopot Kajati Banten Dikdik Farkhan Alisyahdi karena dinilai gagal dalam membongkar kasus Situ Ranca Gede,” bebernya.
Untuk itu Aliansi BEM Banten Bersatu melakukan seruan aksi pasang poster dengan bertuliskan “Korupsi Merata, Kajati Banten main mata” bahkan dalam poster seruan aksi tersebut bertuliskan hastag #copotkajatibanten dan #usutmegakorupsi1triliun.
“Seruan aksi melalui poster ini dilakukan di beberapa tempat seperti di Lebak, Pandeglang, Cilegon dan Serang. Selain pasang poster, di beberapa tempat strategis seperti Jembatan Bogeg, penyebrangan Carefour Serang, Alun-alun, terminal, dan Cipocok akan dilakukan pemasangan banner,” pungkas Wildan.
Leave a Reply